Sebuah jenis sel otak yang selama ini dikenal untuk membantu hewan
melacak lokasi ternyata juga ditemukan pada manusia. Studi baru para
peneliti ini menemukan untuk pertama kalinya sel otak pada manusia
memiliki sistem navigas GPS.
Peneliti menemukan neuron, yang disebut sel jaringan, karena mereka
diaktifkan dalam otak peserta penelitian dalam menjelajahi lingkungan
virtual. Para peneliti mengungkapkan, sel-sel ini berfungsi seperti
sistem GPS internal, dan juga mungkin memainkan perannya dalam memori.
"Sel-sel jaringan memberitahu seseorang di mana mereka berada dalam lingkungan mereka,"
kata Joshua Jacobs, peneliti dari Drexel University di Philadelphia,
Amerika Serikat seperti dikutip dari laman NBC News, Ahad 11 Agustus
2013. Pada hewan, sel memberikan semacam tongkat pengukur untuk
navigasi.
Pada akhir 1970-an, para ilmuwan menemukan neuron dalam hippocampus
(pusat memori otak) yang aktif pada tikus ketika hewan-hewan itu berada
di tempat tertentu. Ternyata sel-sel ini kemudian juga ditemukan pada
manusia.
Pada tahun 2005, para ilmuwan menemukan sel-sel jaringan, yang
memberikan masukan untuk menempatkan sel pada tikus, lalu pada kelelawar
dan monyet. Sebuah studi pencitraan resonansi magnetik fungsional
mengisyaratkan bahwa sel-sel jaringan itu juga terdapat pada manusia,
tetapi studi baru ini masih perlu pembuktian yang kuat.
Jacobs dan rekan-rekannya mengasah lebih dalam penelitian pada sel-sel
jaringan manusia menggunakan elektroda ditanamkan di otak pasien pada
pengobatan epilepsi yang resistan terhadap obat. (Elektroda yang
digunakan untuk membantu dokter menemukan asal kejang pasien.)
Dalam studi tersebut, para peserta penelitian memainkan simulasi
permainan virtual nyata pada lingkungan luar. Mereka diminta untuk
menemukan lokasi berbagai benda, seperti botol air dan sepeda. Benda
tersebut akan hilang, dan peserta harus menavigasi atau melacak ke bekas
lokasi obyek menggunakan joystick.
Selama tugas, para ilmuwan mendeteksi aktivitas sel-sel jaringan di
daerah otak yang disebut korteks entorhinal, yang terlibat dalam memori,
dan dipengaruhi oleh penyakit Alzheimer. Dalam studi tersebut, sel-sel
menjadi aktif dalam pola jaringan segitiga, membentuk sistem koordinat
untuk melacak gerakan seseorang.
Temuan ini membantu mengungkap bagaimana manusia melakukan pelacakan
atau navigasi, dengan menunjukkan bahwa kita menggunakan mekanisme
lokasi yang mirip dengan tikus dan hewan lainnya.
Beberapa bukti pada awalnya menunjukkan sistem sel jaringan otak
berevolusi untuk mendukung navigasi pada hewan. Namun pada manusia,
struktur otak yang sama juga terlibat dalam memori.
"Ini bisa membantu menjelaskan banyak penyakit yang terlibat dengan
orientasi spasial," kata Jacobs. Orang dengan penyakit Alzheimer sering
menjadi disorientasi terhadap suatu hal, dan mungkin pengobatan dengan
menargetkan sel-sel jaringan mereka bisa membantu.
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar