Senin, 16 Maret 2015

Mengapa Lalat Lihai Hindari Bahaya?


Jam biologis yang mempengaruhi keputusan lalat buah Drosophila sp untuk makan atau tidak makan ditemukan dalam sel sensor rasa dan berhubungan langsung dengan kebiasaan makan serangga itu.

Quote:
Nyamuk dan lalat mampu bergerak lincah. Selama ini dikira hewan ini sulit ditangkap karena kemampuan terbangnya yang cepat. Namun, kehebatan lalat menghindari obyek atau bahaya ternyata bukan karena kemampuan terbangnya, melainkan sensor penglihatannya.

Baru-baru ini peneliti menemukan fakta bahwa semakin kecil ukuran tubuh hewan dan semakin cepat laju metabolismenya, maka waktu akan berjalan lebih lambat bagi hewan itu. Artinya, persepsi terhadap waktu secara langsung berkaitan dengan ukuran tubuh beberapa spesies. Hewan yang berukuran kecil rupanya mampu melihat dunia dalam gerak lambat (slow motion).

Temuan yang dipublikasikan dalam jurnal Animal Behaviour ini berasal dari penelitian terhadap kemampuan hewan untuk mendeteksi kilatan cahaya secara terpisah. Frekuensi perpaduan kedipan terhadap cahaya memberikan indikasi persepsi waktu yang terlihat oleh hewan kecil.

"Banyak peneliti telah melihat hal ini pada hewan berbeda dengan mengukur persepsi mereka tentang kilatan cahaya," kata Andrew Jackson dari Trinity College Dublin di Irlandia, yang memimpin penelitian.

Menariknya, ada perbedaan besar antara spesies besar dan kecil. Hewan yang memiliki ukuran tubuh kecil justru melihat dunia dalam gerakan lambat. "Fokus kami terdahulu pada hewan bertulang belakang, tapi ketika melihat lalat terbang, mereka bisa menangkap kilatan cahaya yang berkedap-kedip hingga empat kali lebih cepat dari kemampuan manusia," katanya, seperti dikutip Telegraph, Rabu, 18 September 2013.

Penelitian yang dilakukan Jackson ini terinspirasi saat ia melihat anak-anak kecil selalu bergerak cepat dan terburu-buru. Hasil temuan lalat melihat dunia dalam gerakan lambat juga kemungkinan berlaku pada manusia ketika masih kanak-kanak.

"Orang-orang telah menunjukkan pada manusia bahwa frekuensi perpaduan kedipan berkaitan dengan persepsi subyektif seseorang terhadap waktu, dan akan berubah seiring pertambahan usia," ujarnya.

Andrew juga tengah meneliti hal serupa pada 30 spesimen lain, di antaranya tikus, belut, kadal, ayam, merpati, anjing, dan kucing.

Kevin Healy, seorang mahasiswa doktoral di Fakultas Ilmu Pengetahuan Alam Trinity College Dublin, Irlandia, mengatakan hasil penelitian ini mendukung peran penting persepsi waktu pada hewan yang menunjukkan kemampuan untuk merasakan waktu pada hewan kecil mungkin menjadi perbedaan antara hidup dan mati bagi organisme yang bergerak cepat.

Profesor Graeme Ruxton dari University of St Andrews di Skotlandia yang juga mengambil bagian dalam penelitian ini mengatakan memiliki mata yang mengirimkan sinyal terbaru ke otak pada frekuensi yang lebih tinggi daripada yang dilakukan oleh mata manusia tidak ada nilainya jika otak tidak memproses informasi tersebut sama cepatnya. Oleh karena itu, peneliti juga menyoroti kemampuan impresif pada otak hewan-hewan terkecil. "Lalat mungkin bukan hewan pemikir, tapi mereka bisa membuat keputusan dengan cepat," kata dia.
sumber: TEMPO

hehe ane suka quotes yang di bold terakhir, pas baca artikel ini tiba2 ane teringat dengan para pesilat yang refleknya bagus, apa mereka termasuk orang2 yang seperti lalat ini?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar