Senin, 24 Agustus 2015

BIG Bang Teori Vs Alquran PART II

Sarjana barat masih memisahkan nama antara Mar'a yang masih menyelubungi Proton dari nama Mar'a yang telah mengapung ke angkasa bebas. Dalam hal ini termasuk Dr.Behram sendiri. Mereka menamakan yang menyelubungi proton dan elektron bermagnet negatif dan dengan nama positron pada yang bermagnet positif. Kemudian di waktu atom-atom melakukan fusi atau fissi yang disebut dengan kejadian proton-proton Reaksi dan Carbon Cycle, maka tercampaklah sejumlah elektron dan positron. Kedua wujud ini langsung menjadi satu yang dinamakan dengan meson atua neutrino, ataupun dengan tachion. Wujud ini jadi netral tanpa aliran listrik, mengapung keangkasa bebas, keluar dari seluruh lapangan energi dan tak mungkin ditahan lagi. Para sarjana barat menganggap neutrino atau meson itu hilang lenyap tanpa arti sama sekali. Tetapi Alquran menerangkan bahwa wujud itu langsung membentuk lapisan ionosfir yang semakin tebal melingkupi planet untuk kehidupan yang lebih sempurna, sementara yang keluar dari bintang-bintang, semuanya mengapung membentuk nebula yang akhirnya bergabung jadi Comet.


Tentu saja yang dimaksud dengan micro balck holes oleh Dr. Berhram adalah almaa dan mar'a tadi atau yang disebut dengan proton dan neutrino diatas, karena wujud itu memang tidak pernah dapat dilihat, bukan saja karena kecilnya tetapi juga sebab wujud itu bukanlah suatu benda yang pasir halus menurut keadaan sehari-hari, tetapi kekosongan total tanpa isi sama sekali kecuali Rawasia atau batang magnet yang berputar disumbunya, membujur dari utara ke selatan wujud itu. Sepintas lalu, benarlah pendapat Pluto (427-347BC) ribuan tahun yang lalu, bahwa semua benda alam ini tersusun dari kekosongan total dan hanya pancaindera saja yang mengiranya berbentuk dan berwarna.
[​IMG]


Micro black holes atau proton dan elektron yang oleh Dr. Behram dikatakan
dicipta oleh tenaga ghaib, sebenarnya ialah ciptaan ALLAH Yang Maha Esa, bagaimana cara DIA menciptakan wujud pertama itu tidak mungkin dipelajari manusia karena untuk melihat proton dan elektron itu saja orang tidak berkesanggupan. Memang sangat sedikit pengetahuan manusia kini tentang wujud alam di sekitarnya bahkan tentang benda-benda yang ada dalam dirinya sendiri. Dengan itu, untuk pertama kalinya para sarjana di barat mengakui secara ilmiah bahwa semua yang ada kini dimulai dengan ketentuan dan kekuasaan tenaga ghaib pada mana sarjana tak berdaya apa-apa.


Dr. Behram menyatakan semesta raya memiliki masa permulaan begitupun masa akhir dengan arti: bermula dari kehampaan dan akan berakhir dengan kehampaan. Tampaknya tidak begitu berbeda dari teori yang dikemukakan oleh Hubble dan Einstein, bahwa dunia kini hanyalah tempat hidup dan mati, kemudiannya menghilang tanpa resiko dan tanpa persoalan. Akhirnya kita ketahuilah pula bahwa pendapat Dr. Behram ini hendak mempertemukan teori evolusi dengan kepercayaan Hindu tentang hidup. Kalau ditinjau dari ajaran Islam bersumberkan Alquran, akan kita sadarilah bahw semua teori tadi tidak rasional. Islam mengajarkan bahwa hidup kini diciptakan ALLAH untuk menguji manusia tentang iman, ilmu dan amal.


Hidup kini pasti diakhiri dengan kematian, kemudian ALLAH menghidupkan semua makhluk berjiwa untuk kedua kalinya waktu mana setiap manusia diberi balasan sebanding dengan nilai usahanya pada kehidupan didunia kini. Kehidupan kedua itu berlaku di akhirat yaitu pada hari kiamat dimana setiap diri akan hidup terus tanpa kematian lagi. Mereka terbagi menjadi penduduk surga-surga dengan nikmat dan kebahagiaan besar, dan penduduk neraka dengan penyesalan dan nista siksaan yang tak pernah berakhir, maka ALLAH menyatakan semesta itu telah berlangsung dengan permulaan dan dia akan berlangsung terus tanpa akhir. Kalau kehidupan kini berwujud konkrit ditempat yang konkrit, maka sesudah matinya didunia kini, manusia akan dihidupkan kembali dalam keadaan konkrit dan juga di tempat yang konkrit dipermukaan planet-planet.

Alquran tidak memberikan data tertentu tentang lamanya sejarah semesta telah berlangsung, tetapi menyatakan bahwa kehidupan di dunia kini terbagi dua yaitu masa sebelum tofan besar dizaman Nabi Nuh dan masa sesudahnya. Manusia pertama dulu lebih banyak jumlahnya, lebih banyak meninggalkan bekas dipermukaan planet-planet , dan lebih tinggi peradabannya bahkan dinyatakan lebih dari 10 kali yang dicapai oleh manusia kini. Hal demikian dapat difahami dari maksud ayat suci antara lain ayat 6/6, 28/58, 30/9, 40/82, 34/45, dan 71/25.
[​IMG]

Tidak diterangkan umur dunia dalam Alquran, bukanlah berupa kekurangan dan tidak sempurnanya ajaran Islam, tetapi sebaliknya menjadi tenaga dorong yang direncanakan ALLAH bagi penganutnya bahkan bagi para sarjana umumnya untuk melakukan penyelidikan lebih teliti. Sementara itu Alquran memberikan petunjuk tentang banyaknya bekas dan bukti yang bertebaran dipermukaan planet-planet dengan mana akan ditemukan keterangan-keterangan positif mengenai keadaan pertama dulunya. Hal ini secara tegas dinyatakan ALLAH ayat 3/190, 29/20 dan ayat suci lain yang nanti akan dibukakan ALLAH penjelasannya pada waktu-waktu tertentu.

Dari hasil penyelidikan missi Apollo ke permukaan bulan, para sarjana barat memperkirakan umur semesta raya telah berlangsung selama 4.500 juta tahun, dan sebelum itu Einstein telah menduga 5.000 juta tahun dan tatasurya kita akan habis berakhir sesudah masa 5.000 juta tahun lagi. Sementara itu Dr. Behram memperkirakan umur dunia telah berlangsung selama 11.000 juta tahun, dan Dr. Allan Sandage pada tahun 1960 memperkirakan umur semesta telah berlaku semenjak 20.000.000 juta tahun sebagai usia yang paling tinggi, dimuatkan dalam supplement Encyclopedia Americana no. 41/67-866 berjudul Theories of Unverse.

Yang menjadi pertanyaan ialah betapa dan bagaimana para sarjana itu telah sampai memperkirakan umur semesta demikian, padahal yang mereka ketahui barulah sedikit sekali tentang bumi dan bulan, yaitu dua benda angkasa yang sangat kecil ukurannya dibanding dengan jutaan benda angkasa lain. Kalau orang dapat menimbang berat dengan dasar ukuran kilogram, dan mengetahui ukuran panjang dengan meter, tetapi dengan apa dan bagaimana mereka dapat mengukur umur semesta kecuali berdasarkan dugaan dan perkiraan semata.
 Selanjutnya di bawah ini kita kemukakan pula teori yang berdasarkan ayat-ayat Alquran yang memberikan pokok pikiran bahwa semesta raya itu bergerak Parallel :

a. Semesta raya berasal dari ALMA' yang diberi Rawasia (batang magnet=magnetic bar). Dengan berbagai sistem Rawasia itu terwujudlah berbagai macam benda angkasa, terpisah menurut keadaan dan susunan sebagai terlihat kini. Untuk itu perhatikanlah maksud ayat 11/7, 21/30 dan 41/10. Ayat terakhir ini juga menyatakan perbedaan Rawasia antara yang ada pada bintang, bulan dan Planet serta berbeda pula nilai tarik masing-masingnya. Demikianlah benda ankasa itu ada Yang menjadi bintang atau surya dengan sistem magnet yang kita namakan Regular.
Yang menjadi Planet memiliki Rawasia dengan sistem Simple. Dan yang menjadi Bulan atau satelit memiliki Rawasia yang kita namakan Spot. Jadi bukanlah semesta raya itu terdiri dari bintang-bintang yang berasal dari ledakan suatu benda raksasa.

21/30. Apa tidakkah memperhatikan orang-orang kafir itu bahwa planet-planet dan Bumi ini dulunya
adalah sebingkah (kekosongan total) ? Lalu KAMI pisah-pisahkan keduanya, dan KAMI jadikan setiap
yang hidup dari alma' (hydrogen), apakah mereka tidak beriman?


41/10. Dan DIA jadikan padanya dari atasnya Rawasia, dan memberkati padanya (dengan ionosfir)

dan menentukan padanya (rotasinya) dalam empat hari (4000 tahun) bersamaan bagi hasil
orang-orang yang meminta (menyelidiki).


b. Ayat 70/4 menerangkan bahwa semesta raya berputar di sumbunya 360 derajat dalam masa 50.000 tahun. Ayat 22/47 menyatakan tatasurya berputar di sumbunya selama 1.000 tahun 360 derajat dan selanjutnya. Kedua ayat itu memberikan kesan bahwa gerak putaran semesta berlaku pada satu arah dan tidak mungkin ada yang melawan arah. Hal ini menjadi dasar untuk diberi nama gerak Parallel.
Semesta dan galaxy yang tidak mempunyai sumbu putaraan yang nyata, terkandung dalam maksud berbagai Rawasia yang tercantum pada ayat 41/10, berbeda dengan tatasurya yang berputar di sumbunya dimana suatu bintang atau surya bertindak selaku pusat edaran, maka karenanya sengaja kita tidak memberi nama untuk sistem Rawasia yang memutar semesta begitupun yang memutar galaxy. Ingatlah istilah rawasia yang banyak termaktub dalam Alquran adalah jama' atau plural number dengan arti berbagai sistem magnet dan daya tariknya.

c. Ayat 16/12 menyatakan bahwa bintang-bintang di angkasa bergerak mengelilingi semesta di mana antara satu bintang dengan yang lainnya tidak bersangkut paut, maka gerak inilah juga mendorong pikiran untuk menamakan semesta bergerak Parallel yaitu gerak satu arah pada jarak yang berlainan dari titik pusat edaran. Hal keadaannya sama dengan sepuluh planet dalam tatasurya kita, masing-masingnya beredar pada garis orbit yang berbeda jaraknya dari surya selaku pusat edaran.
Perbedaan jarak antara masing-masing galaxy dari pusat edarannya di angkasa luas menimbulkan penglihatan bahwa ada galaxy itu yang semakin dekat dan ada yang semakin jauh.
Hal keadaannya bersamaan dengan planet Mars atau Venus yang jika dipandang dari Bumi Adakalanya kelihatan mendekat dan adakanya menjauh, disebabkan oleh lingkaran yang dijalani planet itu berbeda sedangkan geraknya hampir bersamaan.
[​IMG]





Keterangan mengenai gerak semesta seperti di atas ini didasarkan atas wahyu-wahyu ALLAH yang tercantum dalam Alquran untuk peningkatan pengetahuan, bukanlah berdasarkan dugaan dan prasangka yang umumnya menyesatkan.


Banyak ayat Alquran yang menyatakan bahwa ALLAH menciptakan tatasurya ini selama enam hari, diantaranya ialah ayat 7/54, 10/3, dan 32/4. Tetapi berdasarkan ayat 22/47 nyatalah satu hari yang dimaksudkan itu sama dengan 1.000 tahun Qamariah (Lunar Year) atau sama dengan 972 tahun Syamsiah (Solar Year) yaitu tahun pergantian musim kini, maka jelaslah 6 hari yang dimaksud ayat-ayat suci ialah 6.000 tahun.



10/3. Bahwa TUHANmu ialah ALLAH yang menciptakan planet-planet dan Bumi dalam enam hari (6.000 tahun)
kemudian berada atas semesta. DIA perikutkan perintah itu. Tiada penolong kecuali sesudah izinNYA.
Itulah ALLAH TUHANmu, maka sembahlah DIA, apa tidakkah kamu pikirkan?

32/4. ALLAH itulah yang menciptakan planet-planet dan Bumi dan apa-apa di antaranya dalam enam hari
(6.000 tahun), kemudian berada atas semesta. Tiada bagimu selain DIA dari pimpinan begitupun penolong,
apa tidakkah kamu pertimbangkan?
[​IMG]

Pada keterangan di atas telah dinyatakan bahwa seluruh bintang di angkasa dikitari oleh planet-planet dan memang setiap bintang itu berfungsi Surya pada tatasurya masing-masing. Alquran memberikan contoh tentang jangka waktu penciptaan tatasurya yang kita diami yang keadaanya sama dengan tatasurya-tatasurya lain dalam semesta raya. Hal ini dibuktikan oleh ayat 41/12 dimana dijelaskan bahwa semesta raya diciptakan ALLAH selama enam ribu tahun sekaligus. Jadi, bukanlah benda-benda angkasa itu terwujud satu persatu atau berganti-ganti, karenanya tiadalah bintang yang baru lahir, masih muda atau yang sudah tua, tetapi semuanya berumur sama.

Perlu diperhatikan bahwa ayat 41/9 dan 41/10 membagi waktu penciptaan yang 6.000 tahun itu menjadi 2.000 dan 4.000 tahun.

41/9. Katakanlah: apakah kamu akan engkar pada DIA yang menciptakan Bumi ini dalam dua hari
(2000 tahun) dan kamu jadikan untukNYA bandingan? Itulah TUHAN seluruh manusia.

41/12. Maka DIA laksanakanlah mereka jadi tujuh planet (di atas Bumi) dalam dua hari (2000 tahun) dan
mewahyukan kepada setiap angkasa (tatasurya) urusan masing-masing. Dan KAMI hiasi angkasa (semesta)
dunia ini dengan bintang-bintang berapi serta penjagaan (dengan sifat repellent sesamanya).
Itulah ketentuan Yang Kuasa mengetahui.

[​IMG]

Maka hal sebenarnya yang menjadi sebab bagi teori Einstein dan Hubble untuk menyatakan ada bintang yang sedang tumbuh dan yang sedang habis ialah karena mereka melihat dengan teleskop mereka bahwa ada bintang yang semakin jauh dan tentu semakin kecil dan redup kelihatan, dan ada pula yang sedang mendekat lalu kelihatan semakin besar dan cemerlang. Keadaan posisi bintang demikian mereka sangkakan sedang menghabis dan sedang membentuk diri. Pada hal keadaan itu ditimbulkan oleh gerak semesta Parallel sebagai diterangkan diatas. Keadaannya sama dengan posisi Jupiter atau Venus sepanjang zaman jika dilihat dari Bumi. Adakalanya planet-planet itu sedang menjauh dan adakalanya sedang mendekat pada Bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar