Sarjana barat masih memisahkan nama antara Mar'a yang masih menyelubungi Proton dari nama Mar'a yang telah mengapung ke angkasa bebas. Dalam hal ini termasuk Dr.Behram sendiri.
Mereka menamakan yang menyelubungi proton dan elektron bermagnet
negatif dan dengan nama positron pada yang bermagnet positif. Kemudian
di waktu atom-atom melakukan fusi atau fissi yang disebut dengan
kejadian proton-proton Reaksi dan Carbon Cycle, maka tercampaklah
sejumlah elektron dan positron. Kedua wujud ini langsung menjadi satu
yang dinamakan dengan meson atua neutrino, ataupun dengan tachion. Wujud
ini jadi netral tanpa aliran listrik, mengapung keangkasa bebas, keluar
dari seluruh lapangan energi dan tak mungkin ditahan lagi. Para sarjana
barat menganggap neutrino atau meson itu hilang lenyap tanpa arti sama
sekali. Tetapi Alquran menerangkan bahwa wujud itu langsung membentuk
lapisan ionosfir yang semakin tebal melingkupi planet untuk kehidupan
yang lebih sempurna, sementara yang keluar dari bintang-bintang,
semuanya mengapung membentuk nebula yang akhirnya bergabung jadi Comet.
Tentu saja yang dimaksud dengan micro balck holes oleh Dr. Berhram adalah almaa dan mar'a tadi atau yang disebut dengan proton dan neutrino diatas, karena wujud itu memang tidak pernah dapat dilihat, bukan saja karena kecilnya tetapi juga sebab wujud itu bukanlah suatu benda yang pasir halus menurut keadaan sehari-hari, tetapi kekosongan total tanpa isi sama sekali kecuali Rawasia atau batang magnet yang berputar disumbunya, membujur dari utara ke selatan wujud itu. Sepintas lalu, benarlah pendapat Pluto (427-347BC) ribuan tahun yang lalu, bahwa semua benda alam ini tersusun dari kekosongan total dan hanya pancaindera saja yang mengiranya berbentuk dan berwarna.
Micro black holes atau proton dan elektron yang oleh Dr. Behram dikatakan
dicipta oleh tenaga ghaib, sebenarnya ialah ciptaan ALLAH Yang Maha Esa, bagaimana cara DIA menciptakan wujud pertama itu tidak mungkin dipelajari manusia karena untuk melihat proton dan elektron itu saja orang tidak berkesanggupan. Memang sangat sedikit pengetahuan manusia kini tentang wujud alam di sekitarnya bahkan tentang benda-benda yang ada dalam dirinya sendiri. Dengan itu, untuk pertama kalinya para sarjana di barat mengakui secara ilmiah bahwa semua yang ada kini dimulai dengan ketentuan dan kekuasaan tenaga ghaib pada mana sarjana tak berdaya apa-apa.
Dr. Behram menyatakan semesta raya memiliki masa permulaan begitupun masa akhir dengan arti: bermula dari kehampaan dan akan berakhir dengan kehampaan. Tampaknya tidak begitu berbeda dari teori yang dikemukakan oleh Hubble dan Einstein, bahwa dunia kini hanyalah tempat hidup dan mati, kemudiannya menghilang tanpa resiko dan tanpa persoalan. Akhirnya kita ketahuilah pula bahwa pendapat Dr. Behram ini hendak mempertemukan teori evolusi dengan kepercayaan Hindu tentang hidup. Kalau ditinjau dari ajaran Islam bersumberkan Alquran, akan kita sadarilah bahw semua teori tadi tidak rasional. Islam mengajarkan bahwa hidup kini diciptakan ALLAH untuk menguji manusia tentang iman, ilmu dan amal.
Hidup kini pasti diakhiri dengan kematian, kemudian ALLAH menghidupkan semua makhluk berjiwa untuk kedua kalinya waktu mana setiap manusia diberi balasan sebanding dengan nilai usahanya pada kehidupan didunia kini. Kehidupan kedua itu berlaku di akhirat yaitu pada hari kiamat dimana setiap diri akan hidup terus tanpa kematian lagi. Mereka terbagi menjadi penduduk surga-surga dengan nikmat dan kebahagiaan besar, dan penduduk neraka dengan penyesalan dan nista siksaan yang tak pernah berakhir, maka ALLAH menyatakan semesta itu telah berlangsung dengan permulaan dan dia akan berlangsung terus tanpa akhir. Kalau kehidupan kini berwujud konkrit ditempat yang konkrit, maka sesudah matinya didunia kini, manusia akan dihidupkan kembali dalam keadaan konkrit dan juga di tempat yang konkrit dipermukaan planet-planet.
Alquran tidak memberikan data tertentu tentang lamanya sejarah semesta telah berlangsung, tetapi menyatakan bahwa kehidupan di dunia kini terbagi dua yaitu masa sebelum tofan besar dizaman Nabi Nuh dan masa sesudahnya. Manusia pertama dulu lebih banyak jumlahnya, lebih banyak meninggalkan bekas dipermukaan planet-planet , dan lebih tinggi peradabannya bahkan dinyatakan lebih dari 10 kali yang dicapai oleh manusia kini. Hal demikian dapat difahami dari maksud ayat suci antara lain ayat 6/6, 28/58, 30/9, 40/82, 34/45, dan 71/25.
Tidak diterangkan umur dunia dalam Alquran, bukanlah berupa kekurangan dan tidak sempurnanya ajaran Islam, tetapi sebaliknya menjadi tenaga dorong yang direncanakan ALLAH bagi penganutnya bahkan bagi para sarjana umumnya untuk melakukan penyelidikan lebih teliti. Sementara itu Alquran memberikan petunjuk tentang banyaknya bekas dan bukti yang bertebaran dipermukaan planet-planet dengan mana akan ditemukan keterangan-keterangan positif mengenai keadaan pertama dulunya. Hal ini secara tegas dinyatakan ALLAH ayat 3/190, 29/20 dan ayat suci lain yang nanti akan dibukakan ALLAH penjelasannya pada waktu-waktu tertentu.
Dari hasil penyelidikan missi Apollo ke permukaan bulan, para sarjana barat memperkirakan umur semesta raya telah berlangsung selama 4.500 juta tahun, dan sebelum itu Einstein telah menduga 5.000 juta tahun dan tatasurya kita akan habis berakhir sesudah masa 5.000 juta tahun lagi. Sementara itu Dr. Behram memperkirakan umur dunia telah berlangsung selama 11.000 juta tahun, dan Dr. Allan Sandage pada tahun 1960 memperkirakan umur semesta telah berlaku semenjak 20.000.000 juta tahun sebagai usia yang paling tinggi, dimuatkan dalam supplement Encyclopedia Americana no. 41/67-866 berjudul Theories of Unverse.
Yang menjadi pertanyaan ialah betapa dan bagaimana para sarjana itu telah sampai memperkirakan umur semesta demikian, padahal yang mereka ketahui barulah sedikit sekali tentang bumi dan bulan, yaitu dua benda angkasa yang sangat kecil ukurannya dibanding dengan jutaan benda angkasa lain. Kalau orang dapat menimbang berat dengan dasar ukuran kilogram, dan mengetahui ukuran panjang dengan meter, tetapi dengan apa dan bagaimana mereka dapat mengukur umur semesta kecuali berdasarkan dugaan dan perkiraan semata.
Tentu saja yang dimaksud dengan micro balck holes oleh Dr. Berhram adalah almaa dan mar'a tadi atau yang disebut dengan proton dan neutrino diatas, karena wujud itu memang tidak pernah dapat dilihat, bukan saja karena kecilnya tetapi juga sebab wujud itu bukanlah suatu benda yang pasir halus menurut keadaan sehari-hari, tetapi kekosongan total tanpa isi sama sekali kecuali Rawasia atau batang magnet yang berputar disumbunya, membujur dari utara ke selatan wujud itu. Sepintas lalu, benarlah pendapat Pluto (427-347BC) ribuan tahun yang lalu, bahwa semua benda alam ini tersusun dari kekosongan total dan hanya pancaindera saja yang mengiranya berbentuk dan berwarna.
Micro black holes atau proton dan elektron yang oleh Dr. Behram dikatakan
dicipta oleh tenaga ghaib, sebenarnya ialah ciptaan ALLAH Yang Maha Esa, bagaimana cara DIA menciptakan wujud pertama itu tidak mungkin dipelajari manusia karena untuk melihat proton dan elektron itu saja orang tidak berkesanggupan. Memang sangat sedikit pengetahuan manusia kini tentang wujud alam di sekitarnya bahkan tentang benda-benda yang ada dalam dirinya sendiri. Dengan itu, untuk pertama kalinya para sarjana di barat mengakui secara ilmiah bahwa semua yang ada kini dimulai dengan ketentuan dan kekuasaan tenaga ghaib pada mana sarjana tak berdaya apa-apa.
Dr. Behram menyatakan semesta raya memiliki masa permulaan begitupun masa akhir dengan arti: bermula dari kehampaan dan akan berakhir dengan kehampaan. Tampaknya tidak begitu berbeda dari teori yang dikemukakan oleh Hubble dan Einstein, bahwa dunia kini hanyalah tempat hidup dan mati, kemudiannya menghilang tanpa resiko dan tanpa persoalan. Akhirnya kita ketahuilah pula bahwa pendapat Dr. Behram ini hendak mempertemukan teori evolusi dengan kepercayaan Hindu tentang hidup. Kalau ditinjau dari ajaran Islam bersumberkan Alquran, akan kita sadarilah bahw semua teori tadi tidak rasional. Islam mengajarkan bahwa hidup kini diciptakan ALLAH untuk menguji manusia tentang iman, ilmu dan amal.
Hidup kini pasti diakhiri dengan kematian, kemudian ALLAH menghidupkan semua makhluk berjiwa untuk kedua kalinya waktu mana setiap manusia diberi balasan sebanding dengan nilai usahanya pada kehidupan didunia kini. Kehidupan kedua itu berlaku di akhirat yaitu pada hari kiamat dimana setiap diri akan hidup terus tanpa kematian lagi. Mereka terbagi menjadi penduduk surga-surga dengan nikmat dan kebahagiaan besar, dan penduduk neraka dengan penyesalan dan nista siksaan yang tak pernah berakhir, maka ALLAH menyatakan semesta itu telah berlangsung dengan permulaan dan dia akan berlangsung terus tanpa akhir. Kalau kehidupan kini berwujud konkrit ditempat yang konkrit, maka sesudah matinya didunia kini, manusia akan dihidupkan kembali dalam keadaan konkrit dan juga di tempat yang konkrit dipermukaan planet-planet.
Alquran tidak memberikan data tertentu tentang lamanya sejarah semesta telah berlangsung, tetapi menyatakan bahwa kehidupan di dunia kini terbagi dua yaitu masa sebelum tofan besar dizaman Nabi Nuh dan masa sesudahnya. Manusia pertama dulu lebih banyak jumlahnya, lebih banyak meninggalkan bekas dipermukaan planet-planet , dan lebih tinggi peradabannya bahkan dinyatakan lebih dari 10 kali yang dicapai oleh manusia kini. Hal demikian dapat difahami dari maksud ayat suci antara lain ayat 6/6, 28/58, 30/9, 40/82, 34/45, dan 71/25.
Tidak diterangkan umur dunia dalam Alquran, bukanlah berupa kekurangan dan tidak sempurnanya ajaran Islam, tetapi sebaliknya menjadi tenaga dorong yang direncanakan ALLAH bagi penganutnya bahkan bagi para sarjana umumnya untuk melakukan penyelidikan lebih teliti. Sementara itu Alquran memberikan petunjuk tentang banyaknya bekas dan bukti yang bertebaran dipermukaan planet-planet dengan mana akan ditemukan keterangan-keterangan positif mengenai keadaan pertama dulunya. Hal ini secara tegas dinyatakan ALLAH ayat 3/190, 29/20 dan ayat suci lain yang nanti akan dibukakan ALLAH penjelasannya pada waktu-waktu tertentu.
Dari hasil penyelidikan missi Apollo ke permukaan bulan, para sarjana barat memperkirakan umur semesta raya telah berlangsung selama 4.500 juta tahun, dan sebelum itu Einstein telah menduga 5.000 juta tahun dan tatasurya kita akan habis berakhir sesudah masa 5.000 juta tahun lagi. Sementara itu Dr. Behram memperkirakan umur dunia telah berlangsung selama 11.000 juta tahun, dan Dr. Allan Sandage pada tahun 1960 memperkirakan umur semesta telah berlaku semenjak 20.000.000 juta tahun sebagai usia yang paling tinggi, dimuatkan dalam supplement Encyclopedia Americana no. 41/67-866 berjudul Theories of Unverse.
Yang menjadi pertanyaan ialah betapa dan bagaimana para sarjana itu telah sampai memperkirakan umur semesta demikian, padahal yang mereka ketahui barulah sedikit sekali tentang bumi dan bulan, yaitu dua benda angkasa yang sangat kecil ukurannya dibanding dengan jutaan benda angkasa lain. Kalau orang dapat menimbang berat dengan dasar ukuran kilogram, dan mengetahui ukuran panjang dengan meter, tetapi dengan apa dan bagaimana mereka dapat mengukur umur semesta kecuali berdasarkan dugaan dan perkiraan semata.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar